Namaku Leumas, aku berasal dari Jawa Timur bagian selatan, tepatnya daerah Malang. Orangtua ku pindah ke Surabaya waktu aku masih dalam kandungan. Saat perjalanan ibuku kelelahan hingga lemas karena kondisi jalanan yang macet, dan saat di dalam mobil ibuku mendengar lagu mandarin yang dinyanyikan oleh orang bernama Leu, jadilah ayahku terinspirasi namaku, Leumas yang berarti "penyanyi mandarin yang lemas".

     Cerita asal usul namaku memang agak aneh, dan sepertinya aku memang dilahirkan untuk mengalami hal-hal tersebut. Dua minggu yang lalu aku bertemu bapak-bapak yang tidak ku kenal dan tiba-tiba bertanya "duluan ayam atau telur?" kemudian dia pergi begitu saja. Aku nggak habis pikir untuk apa seorang bapak tiba-tiba datang dan menanyakan duluan ayam atau telur? Lagipula buat apa juga dipikirin, kalaupun dia tau yang mana yang duluan aku yakin populasi ayam gak akan berkurang. Terus kemarin lusa saat aku pergi sekolah aku bertemu sekumpulan anak kecil dan tiba-tiba mereka teriak "Orang gila! Orang gila! Orang gila!" Sejenak aku berpikir "ah anak-anak, cuma bercanda aja mungkin" tapi begitu sampai di sekolah aku baru sadar karena ada yang bilang "Mas, bajunya kebalik." Dan aku pun tahu kenapa anak-anak tadi tiba-tiba berteriak. Banyak sekali kejadian aneh dalam hidupku. Hingga aku pun jatuh pada kisah percintaan yang aneh juga.

       Ini kelas baruku, sekarang aku kelas 3 SMA di sebuah sekolah swasta di Surabaya. Dan aku baru tau rasanya cinta pada pandangan ke 9. Ya orang bilang jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi aku baru ngerasain cinta setelah 9 kali ketemu dan tatap muka. Nama cewek ini Memei dan dia punya kucing yang lucu dan gemuk banget bernama Natalie, saat aku tau aku berpikir sejenak bahwa nama kucingnya Memei jauh lebih bagus daripada namaku. Seiring berjalannya waktu aku semakin dekat dengan Memei, menurutku dia itu orang yang lembut, pintar, dan yang paling aku suka adalah dia humoris. Jadi maksudnya dia itu suka tertawa dan menurutku, kecantikan wanita itu muncul saat dia tertawa, kecuali kalau dia ketawa sambil ingusan, terus keluar air liurnya, dan guling-guling di tanah. Menurutku dia nggak ketawa, tapi kerasukan setan.

     Setiap hari aku memandangi Memei dari belakang, beruntung tempat dudukku tepat di belakang tempat duduknya. Begitu tenang saat aku bisa terus memandanginya. Dan hal lain yang ku suka dari Memei adalah selain dia humoris, dia juga pintar, bahkan paling pintar di kelas. Sangking pintarnya, kadang aku ga ngerti apa yang dia bicarakan. Pernah pada saat itu tiba-tiba dia tertawa karena melihat soal pilihan ganda mengenai rumus kimia obat pencahar. Terus dia bilang "hahaha, masa obat pencahar terbuat dari gips,hahahaha" aku bahkan gak tau rumus kimia gips itu apa dan obat pencahar itu apa, saat itu benar-benar awkward moment bagiku. Tapi aku ikut tertawa saja supaya tidak terlihat bodoh.

      Kekagumanku padanya sepertinya sudah naik level menjadi rasa suka, tapi aku gak yakin apa dia memiliki perasaan yang sama denganku. Sampai pada suatu hari, ternyata aku dan dia punya kebiasaan yang sama yaitu suka lepas sepatu di kelas, bahkan dia lebih parah. Dia bisa jalan-jalan di kelas tanpa sepatu, seperti di rumah sendiri, ckckckck. Tapi tidak apa-apa, dia tetap cantik dengan ataupun tanpa sepatu bagiku. Pada saat itu aku lepas sepatu seperti biasanya, dan aku luruskan kakiku hingga sampai di bawah kursinya, dan tanpa sengaja aku mengenai kakinya, dan ternyata dia tidak pakai sepatu juga. Kami pun injak-injakan kaki yang saat itu hanya dengan tertutup kaos kaki. Begitu romantis rasanya saat dimana film-film korea pegangan tangan, tapi kami injek-injekan kaki. Kami emang serasi. Begitu aku menyerah dan kakinya menginjak kakiku, aku pasrah saja dan agak lama kurasakan. Aku merasakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan melalui kaos kakinya, yaitu....bau. Bukan, sepertinya aku merasa semakin dekat dengannya sejak peristiwa itu, aku merasa bahwa ia juga menyukaiku. Dan aku pun bertekad suatu saat nanti, aku akan menyampaikan perasaan cintaku padanya. TAMAT.

Created by Yosep A Tarong